“Selain itu, Balai KSDA Sumbar juga memasang kamera trap untuk mendapatkan data mengenai usia, jenis kelamin, dan jumlah Harimau Sumatera,” tambahnya.
Selama penanganan konflik ini, tim BKSDA Sumbar memberikan edukasi dan himbauan kepada masyarakat setempat mengenai pentingnya menjaga keberadaan Harimau Sumatera.
“Termasuk dari pemburu dan upaya untuk mencegah konflik yang serupa di masa yang akan datang,” katanya.
Terkait cukup tingginya angka konflik dengan masyarakat di Pasaman, Ardi mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan instalasi pusat informasi terkait Harimau Sumatera yang menurutnya spesiesnya masih banyak berkeliaran di hutan-hutan kabupaten itu.
“Kami sedang persiapkan segala sesuatunya dan akan dipusatkan di kawasan Cagar Alam Rimbo Panti, saat ini sedang didesain dan Insya Allah segera diaktifkan,” tutupnya. (rdr/ant)