“Saat ini, kita tidak lagi semata memikirkan bahwa tamatan SMK disiapkan untuk menjadi tenaga kerja. Akan tetapi, kita harus menekankan bahwa lulusan SMK harus disiapkan untuk menjadi penyedia lapangan kerja, karena mereka memiliki kemampuan dan kreativitas yang luar biasa untuk melakukannya,” katanya.
Supardi berharap, ke depan lulusan SMK akan hadir sebagai pelaku usaha andal dan dapat bersaing dengan pelaku usaha dari latar pendidikan lain.
Meski bukan pekerjaan yang mudah untuk mewujudkannya, Supardi meyakini dengan komitmen pemerintah bersama stakeholder terkait lain, maka akan semakin banyak lulusan SMK yang akan menjadi pelaku usaha papan atas.
“Kami berharap, International SMK Expo ini terus menjadi agenda tahunan di Sumbar. Sebab, ini adalah salah satu wadah yang akan menunjukkan betapa berkualitasnya pelajar dan lulusan SMK kita di Sumbar,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur SMK Ditjen Vokasi Kemendikbud RI, Muhammad Yusro mengatakan, saat ini 53 persen dari total 219 SMK di Sumbar, telah berstatus SMK Negeri.
Ada pun bidang keahlian teknologi manufaktur dan rekayasa, menjadi bidang keahlian paling dominan karena telah tersebar di 118 SMK.
“Oleh karena itu, kami perlu mendorong anak-anak kita ini agar menjadi pelaku utama dalam pembangunan Sumbar ke depan. Tentu saja dengan keahlian yang mereka miliki dari bangku SMK,” katanya.
Ia juga merincikan, saat ini sudah terdapat 54 SMK Pusat Keunggulan di Sumbar. Itu artinya, setiap SMK Pusat Keunggulan itu telah diamanahi untuk memberi dampak positif bagi SMK-SMK lain di sekitarnya. Selain itu, ia juga berharap agar jumlah Guru Penggerak di SMK semakin bertambah.
“Di samping itu, tentu Kemendikbud sangat mengapresiasi berbagai respons dan prestasi yang telah diraih oleh SMK di Sumbar. Saat ini, sudah 8.086 guru dan kepala sekolah SMK di Sumbar yang aktif dalam platform Merdeka Belajar. Selain itu, prestasi yang diraih SMK dan anak didik SMK di Sumbar selama ini, telah memberikan warna tersendiri bagi perkembangan SMK di Indonesia,” tuturnya. (rdr)