Berdasarkan hasil survei yang dilakukan BPS pada tujuh daerah, harga gabah kering panen atau tingkat petani paling tinggi terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan, mencapai Rp8.529 per Kilogram.
Sementara itu harga terendah berasal dari Kabupaten Pasaman, sebesar Rp6.350 per Kilogram. Demikian juga tingkat penggilingan, harga tertinggi juga berasal dari Kabupaten Pesisir hingga Rp8.676,00 per Kilogram.
Harga terendah ada di Kabupaten Pasaman, Rp6.450,00 per kg. Pada Februari rata–rata harga gabah kering tingkat petani naik 4,55 persen dari Rp7.102,64 per Kilogram pada Januari, menjadi Rp7.425,79 per Kilogram.
Sedangkan rata–rata harga gabah di tingkat penggilingan mengalami peningkatan sebesar 4,36 persen dari Rp7.262,95 per Kilogram, kini menjadi Rp7.579,97 per Kilogram.
Secara terpisah Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Madrianto menyampaikan, meski penghasilan petani kini relatif membaik, pemerintah kabupaten tetap menjaga daya beli rumah tangga petani.
Adapun intervensi yang dilakukan adalah dengan memberikan bantuan benih dan pupuk, sehingga biaya produksi mereka cenderung lebih rendah. Dengan demikian harga atau pendapatan petani lebih besar.
“Berapa tidak, mereka adalah kelompok masyarakat yang cukup rentan terhadap berbagai gejolak seperti cuaca dan harga bahan pokok lainnya,” terangnya.
Selain bantuan bibit dan pupuk, pemerintah kabupaten juga menjadikan petani sebagai skala prioritas penerima bantuan iuran jaminan kesehatan, baik yang dibiayai APBD maupun APBN.
Dirinya optimis lewat intervensi pengeluaran terbesar tersebut daya beli rumah tangga petani tetap terjaga. Pengeluaran yang telah dijamin pemerintah bisa dialihkan untuk usaha lain atau pemenuhan pendidikan anak mereka. (rdr/ant)