PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Badan Pusat Statistik mencatat petani di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat lebih sejahtera, seiring tingginya harga gabah pada periode Februari tahun ini.
Indikator sejahtera itu pun terkonfirmasi dari Nilai Tukar Petani (NTP) Sumatera Barat pada periode tersebut yang meningkat dari 116,49 pada Januari, naik 1,05 menjadi 117,71 pada Februari. Indeks harga yang diterima petani 2.20 persen.
“Sedangkan indeks yang dibayarkan petani hanya 1,34 persen. Artinya saya beli petani cukup bagus,” ungkap Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto dalam Berita Resmi Statistik edisi Maret di Padang.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima terhadap indeks harga yang dibayar petani. Ia adalah salah satu indikator melihat daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP maka semakin kuat pula kemampuan beli petani.
Sugeng menjelaskan pada Februari 2024 empat sub-sektor mengalami peningkatan. Sub-sektor tanaman pangan, naik 0,51 persen, hortikultura 4,87 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,65 persen dan peternakan tumbuh 0,07 persen.
“Sedangkan untuk satu subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 1,45 persen,” jelasnya.
Penurunan indeks pada sub-sektor perikanan terjadi pada kelompok nelayan tangkap akibat cuaca buruk, sehingga mereka tidak bisa pergi melaut. Sedangkan indeks harga yang dibayar untuk kebutuhan pokok cenderung naik.
Ia melanjutkan naiknya kesejahteraan petani, khususnya pada sub-sektor tanaman pangan di Kabupaten Pesisir Selatan juga dipengaruhi tingginya harga gabah kering panen di tingkat petani dan penggilingan.