PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Ilham Wahab, melaporkan bahwa curah hujan tinggi yang terjadi sejak Senin (6/1) hingga dini hari telah menyebabkan banjir di beberapa wilayah, khususnya di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.
Ilham Wahab mengungkapkan, sekitar 1.089 kepala keluarga di Kecamatan Koto XI Tarusan terdampak banjir, dengan lebih dari 889 rumah terendam air. “Banjir ini menggenangi rumah sekitar 889 unit di Kecamatan Koto XI Tarusan, yang melibatkan 1.089 kepala keluarga,” katanya di Padang, Selasa (7/1).
Selain itu, Ilham juga menjelaskan bahwa beberapa wilayah lain seperti Nagari Barung-Barung Balantai, Nagari Duku, dan Duku Utara masih dalam tahap pendataan oleh tim BPBD terkait jumlah kerusakan yang terjadi.
Banjir yang melanda menyebabkan jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Bengkulu sempat lumpuh total. Namun, pada Selasa pagi, jalan tersebut sudah dapat dilalui kembali. “Jalan yang sempat terhambat akibat banjir kini sudah dapat dilalui dengan lancar,” ujar Ilham.
Pihak BPBD, bersama petugas dari berbagai instansi seperti TNI, Polri, dan masyarakat setempat, terus bekerja keras membersihkan material seperti batu, pasir, dan pohon tumbang yang terbawa arus banjir.
Pascabencana, masyarakat dan petugas dari BPBD, TNI, dan Polri bahu-membahu untuk membersihkan tumpukan material yang masuk ke rumah-rumah warga. Selain itu, BPBD juga masih mendata kerusakan yang terjadi, termasuk potensi kerugian di sektor pertanian akibat banjir ini.
“Proses pendataan kerugian, termasuk kerusakan infrastruktur dan luasan areal pertanian yang berpotensi gagal panen, masih berlangsung,” lanjut Ilham.
Selain Pesisir Selatan, curah hujan tinggi juga melanda Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. BPBD dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat telah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi.
“Curah hujan yang tinggi dikhawatirkan dapat meningkatkan debit air di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Marapi, yang berpotensi menyebabkan banjir lahar dingin, seperti yang terjadi pada Mei 2024 lalu yang mengakibatkan 67 korban jiwa,” kata Ilham.
BPBD dan BMKG mengingatkan warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana alam lebih lanjut. (rdr/ant)
Komentar