Karena itu butuh sistem yang terstruktur dalam bentuk aplikasi berbasis digital agar penetrasi merdeka belajar mudah dilakukan, termasuk memudahkan sekolah yang belum berstatus penggerak menyusun kurikulum.
“Jadi, nanti tidak adalagi pertanyaan dari pihak sekolah kapan ujian atau terima rapor, karena panduannya sudah ada di aplikasi,” terang Salim.
Selain memudahkan dalam penerapan merdeka belajar, keberadaan aplikasi tersebut sekaligus guna meningkatkan kompetensi dan memotivasi guru untuk pendidikan berkualitas dan merata.
Namun yang tak kalah penting adalah peran aktif pengawas di tiap jenjang pendidikan membantu penerapan merdeka belajar di sekolah, sehingga benar-benar lahir generasi berdaya saing global.
Sekolah dan guru ujar Salim diharapkan mampu melahirkan karya yang mendunia. Dengan demikian cita-cita terwujudnya Indonesia Emas pada 2045 tidak sekedar isapan jempol belaka.
Pada kesempatan itu dirinya mengapresiasi semangat para guru menuju transformasi kepemimpinan dalam proses pembelajaran, karena terdapat tiga kemungkinan dalam setiap perubahan.
Pertama menolak perubahan itu sendiri, kedua memberikan respon yang biasa saja dan yang ketiga adalah mau menerima perubahan itu sendiri demi masa depan generasi yang lebih baik.
“Mari kita sukseskan bersama dan kita implementasikan di sekolah. Misi ini harus kita kerjakan bersama dan diterapkan di sekolah,” sebutnya. (rdr/ant)