Bahkan keberadaan kereta api saat itu, juga membawa dampak penting bagi daerah-daerah yang dilaluinya, seperti lahirnya stasiun kereta api yang menjadi ruang interaksi manusia dan peredaran barang-barang.
“Kami sangat bangga, Sumbar adalah salah satu lima daerah yang memiliki Warisan Dunia di Indonesia. Kami sangat berterima kasih atas atensi khusus Kemendikbudristek. Pemprov siap mendukung program kebudayaan untuk menjaga eksistensi WTBOS sebagai warisan dunia, sekaligus mendukung program peningkatan kunjungan wisatawan lewat tajuk Visit Beautiful West Sumatera 2023,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Kemendikbud RI, Prof Muhammad Adlin Sila mewakili Menteri Dikbud RI dalam sambutannya mengatakan, WTBOS memang pantas ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
“Tambang Batu Bara Ombilin adalah salah satu bukti bagaimana manusia dapat mengatasi berbagai tantangan alam yang ekstrem dengan teknologi yang diciptakan. Dimana pada zamannya, Sawahlunto merupakan salah satu daerah di perbukitan, tapi dapat dilalui oleh kereta api sebagai sarana transportasinya. Ini sebuah kesuksesan yang luar biasa,” kata Adlin.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Disdikbud RI, Hilmar Farid, juga menyebutkan bahwa membangun jalur kereta api di Sumbar bukan perkara muda.
Sebab, melalui banyak jalur perbukitan dan tanjakan dengan tingkat kemiringan ekstrem hingga 80 derajat. Sehingga, tentu membutuhkan teknologi tinggi, desan luar biasa untuk membuat jalur, serta mesin lokomotif yang harus dirancang khusus.
“Sebelumnya, saya mengira Galanggang Arang adalah ruang pembakaran, tetapi orang Minangkabau dengan bijak memberi istilah Galanggang yang diartikan sebagai medan perjuangan. Dengan demikian, Galanggang Arang kurang lebih berarti gerakan menghidupkan semangat menggali potensi yang terpendam pada WTBOS,” imbuhnya. (rdr)