Seribu Rumah Gadang Jadi Penarik Wisatawan ke Solok Selatan

Kawasan Seribu rumah gadang memiliki rumah gadang terbanyak itu di Solok Selatan dan memiliki sejarah unik.

Kawasan Seribu Rumah Gadang di Kabupaten Solok Selatan. (dok. istimewa)

Kawasan Seribu Rumah Gadang di Kabupaten Solok Selatan. (dok. istimewa)

SOLSEL, RADARSUMBAR.COM – Bupati Solok Selatan, Khairunas mengatakan, destinasi wisata seribu rumah gadang merupakan penarik dan menjadi pintu masuk wisatawan ke Kabupaten itu.

“Dengan kawasan Seribu rumah gadang sebagai destinasi wisata yang menarik minat wisatawan maka harus ada desain pariwisata yang terintegrasi sehingga semakin banyak kunjungan wisata ke Solok Selatan,” katanya saat menyambut kedatangan Yori Antar atau lebih dikenal sebagai pendekar arsitek Nusantara di Padang Aro, Sabtu.

Rencana integrasi wisata seribu rumah gadang di Solok Selatan yaitu dengan hot water boom, goa batu kapal hingga jalur pendakian gunung Kerinci.

Menurut dia, kawasan seribu rumah gadang memiliki rumah gadang terbanyak itu di Solok Selatan dan memiliki sejarah unik.

Dengan berbagai keunikannya maka harus dilestarikan sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan dan dengan bantuan Yori Antar maka bisa lebih baik lagi.

Yori Antar adalah arsitek yang sangat berperan dalam melakukan upaya branding kawasan objek wisata itu di Nagari (desa adat) Koto Baru.

Menurut Yori Antar, Solok Selatan memiliki makna yang sangat penting baginya sebagai seorang arsitek.

“Saya masih ingat bagaimana saya datang pertama kali pada 2018 dan ketika di Solok Selatan, saya mendapat pengalaman bagaimana kami berkomunikasi dengan masyarakat dan pemerintah,” katanya.

Dalam membranding kawasan itu, katanya, bagaimana ‘menjual’ pariwisata kawasan ini karena dalam satu wilayah terdapat banyak rumah gadangnya.

“Tugas saya bagaimana membranding kawasan wisata bersejarah itu dan mendapat formula bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat,” ujarnya.

Ia mendorong, agar wisata di Indonesia berbasis ecotourism, pariwisata berbasis geopark yang mengedepankan kearifan budaya lokal. (rdr/ant)

Exit mobile version