Kabupaten yang memiliki pagar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) itu dialiri puluhan sungai besar dan kecil sehingga memiliki ancaman bencana hidrometeorologi.
Sebagai upaya pencegahan bencana banjir, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera V telah melakukan normalisasi Sungai Batang Suliti serta pelebaran tempuran sungai antara Sungai Batang Suliti dan Sungai Batang Bangko.
Penyempitan tempuran sungai Batang Bangko dan Batang Suliti menyebabkan Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muara Labuh, Kecamatan Sungai Pagu, menjadi daerah langganan banjr saat terjadi hujan deras.
Salah satu kecamatan di kabupaten yang berbatasan dengan Kerinci, Jambi, ini berada di kaki Gunung Kerinci, yang berpotensi mendapat ancaman dari erupsi gunung api aktif tertinggi di Asean ini.
Solok Selatan juga memiliki potensi bencana gempa bumi karena dilintasi Segmen Sesar Suliti dengan ujung utara segmen berada pada Danau Diatas dan Danau Dibawah di Kabupaten Solok. Sesar ini menelusuri lembah Sungai Suliti ke tenggara hingga anak-anak Sungai Liki di barat laut Gunung Kerinci.
“Hanya tsunami yang tidak ada di Solok Selatan karena tidak memiliki laut,” ujar Novi.
Rencana Penanggulangan Bencana ini, katanya akan menjadi acuan dalam penanggulangan bencana, mulai dari pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, transisi darurat ke pemulihan hingga ke rehabilitasi dan rekonstruksi. (rdr/ant)