“Kalau untuk banjir, sudah mulai berkurang setelah adanya normalisasi sungai yang selama ini penyebab banjir,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Solok Selatan pada tahun ini akan membuat dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) agar upaya-upaya penanggulangan bencana lebih terencana, terarah, dan terintegrasi.
Rencana Penanggulangan Bencana ini akan menjadi acuan dalam penanggulangan bencana, mulai dari pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, transisi darurat ke pemulihan hingga ke rehabilitasi dan rekonstruksi.
Solok Selatan, daerah pemekaran Kabupaten Solok, memiliki banyak perbukitan yang rawan dengan pergerakan tanah.
Kabupaten yang memiliki pagar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) itu dialiri puluhan sungai besar dan kecil sehingga memiliki ancaman bencana hidrometeorologi.
Salah satu kecamatan di kabupaten yang berbatasan dengan Kerinci, Jambi, ini berada di kaki Gunung Kerinci, yang berpotensi mendapat ancaman dari erupsi gunung api aktif tertinggi di Asean ini.
Solok Selatan juga memiliki potensi bencana gempa bumi karena dilintasi Segmen Sesar Suliti dengan ujung utara segmen berada pada Danau Diatas dan Danau Dibawah di Kabupaten Solok. Sesar ini menelusuri lembah Sungai Suliti ke tenggara hingga anak-anak Sungai Liki di barat laut Gunung Kerinci. (rdr/ant)