TANAH DATAR, RADARSUMBAR.COM – Ziarah kubur ke makam keluarga dengan membersihkan makam ataupun mendoakan orang yang telah meninggal adalah hal yang sering dilaksanakan umat muslim pada umumnya.
Ada yang melakukannya sebelum masuknya bulan suci Ramadhan atau di Bulan Ramadan menjelang lebaran, dan ada juga pasca lebaran Idul Fitri.
Di Kabupaten Tanah Datar, sebagian kecil masyarakatnya melaksanakan ziarah kubur setelah lebaran Idul Fitri, tepatnya masyarakat di Jorong Sikaladi, Kecamatan Pariangan.
Wali Nagari (Kepala Desa) Pariangan, Tasman Katik Mudo mengatakan, tradisi itu telah ada sejak lama dan sudah berlangsung sejak adanya agama Islam di daerah itu dan masih lestari sampai saat ini.
Ziarah kubur Jorong Sikaladi tidak hanya sekedar berdoa dan membersihkan makam saja, namun menjadi tempat menjalin silaturahmi bagi masyarakat.
Masyarakat disana menyebutnya dengan “Rayo Anam”, atau hari raya enam, karena dilaksanakan setelah selesai menjalankan puasa di awal bulan Syawal.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Rayo Anam dilaksanakan pada Kamis pertama setelah puasa enam di bulan Syawal dengan puncak acara pada petang Kamis.
Ada kepercayaan yang mengatakan bahwa pada Kamis atau malam Jum’at adalah waktu kembalinya arwah nenek moyang ke dunia untuk melihat anak cucunya.
“Rayo Anam adalah sebuah tradisi yang turun temurun yang sudah lama ada ditengah-tengah masyarakat Sikaladi dan sampai saat ini masih dilaksanakan sejak adanya agama Islam di daerah ini,” kata Tasman Katik Mudo pada hari Raya Anam di Jorong Sikaladi, Kamis lalu.
Hari Rayo Anam di Jorong Sikaladi tidak kalah meriah dibandingkan dengan hari raya Idul Fitri. Meskipun dilaksanakan setelah lebaran, bagi masyarakat Sikaladi ziarah kubur atau Rayo Anam merupakan momentum menjalin silaturahmi antara masyarakat yang di kampung dengan di rantau.