Seperti barang bekas, kerajinan dari tas plastik, dan budidaya maggot yang saat ini menjadi salah satu utama pakan ternak unggas yang bernilai jual tinggi.
“Sekarang seperti budidaya maggot itu adalah usaha yang sangat menguntungkan namun belum ada hilirisasinya. Maka peran nagari yang akan mengontrol nanti,” kata Nofi.
Ia mengatakan, sebagai wujud serius pemerintah dalam penanganan sampah, ia mengharapkan kolaborasi dari semua pihak bahkan hingga di pemerintahan di nagari.
Sebab, saat ini, belum semua Kecamatan dan Nagari di Kabupaten Tanahdatar dilakukan pengangkatan sampahnya oleh Dinas Perkim LH karena keterbatasan sarana prasarana dan tenaga kebersihan.
“Kita minta peran nagari, kalau bisa tiap hari diambil, pihak nagari juga bisa menarik retribusi atau membayar Rp120 ribu per satu kontainernya,” katanya. (rdr/ant)