PADANG, RADARSUMBAR, COM – Direktur Eksekutif Liberte Institute Indrayadi menyebutkan, jika Eka Putra, yang saat ini menjabat sebagai Bupati Tanahdatar adalah figur dengan popularitas dan elektabilitas tertinggi jelang Pilkada Tanahdatar 2024 mendatang.
“Eka Putra memiliki popularitas 97 persen dan elektabilitas 63,8 persen. Belum ada lawan yang sebanding dengan beliau untuk Pilkada Tanahdatar,” jelas Indrayadi, Minggu (5/3/2023) malam.
Jika dilihat data survei, popularitas Eka Putra mencapai 97,1 persen, diikuti Betty Shadiq Pasadigoe 82, 8 persen dan Richi Aprian 74,3 persen, diikuti Anton Yondra, Roni Mulyadi dan Allex Saputra.
“Dari 97 persen orang kenal Eka Putra sebanyak 74,5 persen suka dengan Eka Putra. Sedangkan Betty Shadiq Pasadigoe dari 82,8 persen yang suka sebanyak 28,5 persen suka, lalu Richi Aprian dari 74,8 yang kenal yang suka sebanyak 24,3 persen,” papar Indrayadi.
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh pihaknya pada rentang waktu 16-22 Februari 2023 lalu, dari elektabilitas bakal calon Bupati Tanahdatar dari tujuh nama-nama yang mengapung yang berkemungkinan maju sebagai bakal calon bupati, Eka Putra masih menjadi idola dominan.
“Jika responden ditunjukkan tujuh nama, Eka Putra tetap menempati urutan pertama dengan 65,3 persen, diikuti oleh Richi Aprian 7,9 persen, Betty Shadiq Pasadigoe 6,5 persen, Anton Yondra 4,8 persen, Rony Mulyadi 2,2 persen, Saidani 1,9 persen.
Jika dirunut menjadi lima nama tokoh yang berkemungkinan maju sebagai calon bupati, nama Eka Putra tetap menjadi usungan dengan persentasi 68,9 persen, disusul Richi Aprian yang hanya 8,7 persen, kemudian Anton Yondra 5,3 persen, dan Rony Mulyadi 2,3 persen serta Saidani 2,3 persen.
Dalam rilis berdasarkan survei tersebut, jika seandainya Eka Putra berhadapan dengan pasangannya saat ini Richi Aprian yang menjabat sebagai Wakil Bupati Tanahdatar, Eka Putra jauh lebih unggul dan diminati dengan persentasi 72 persen, sedangkan Richi Aprian hanya 9,3 persen.
Menurut responden yang diwawancarai, mereka memilih kembali Eka Putra karena menilai Eka Putra adalah figur yang baik dan disukai oleh masyarakat. Kemudian juga dikenal merakyat dan peduli dengan masyarakat.
“Melihat popularitas dan elektabilitas, Eka Putra paling tinggi. Dan jika setahun jelang Pilkada seorang incumbent elektabilitasnya di atas 60 persen, dalam sejarah Pilkada di Indonesia, belum pernah ada yang kalah. Dan saya memprediksi Eka Putra akan melenggang memimpin Tanahdatar dua periode,” papar Indrayadi.
Di sisi lain, pada survey tersebut juga muncul beberapa nama yang dianggap berpotensi menjadi Wakil Bupati mendampingi Eka Putra seandainya tak berpasangan lagi dengan Richi Aprian.
Di antaranya, Betty Shadiq Pasadigoe, Anton Yondra, Roni Mulyadi Dt Bungsu, Allex Saputra, dan Irvan Amran.
Direktur Eksekutif Liberte Institute Indrayadi menyebutkan, pihaknya melakukan pengumpulan data pada 16 – 22 Februari dengan wilayah survei seluruh wilayah Kabupaten Tanahdatar.
“Metode Survei yang kita lakukan dengan metode Multistage Random Sampling, dengan jumlah responden 1.200 responden dengan Margin of Error ± 3 persen. Tingkat kepercayaan hingga 95 persen,” terangnya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan sebutnya, adalah wawancara tatap muka responden dengan menggunakan kuisioner, dengan populasi survei ini adalah masyarakat Tanahdatar.
Pewawancara lapangan minimal mahasiswa S1 atau sederajat. Validasi data dilakukan dengan membandingkan karakteristik demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan populasi yang diperoleh melalui berbagai riset dan data BPS serta DPT pemilu 2019.
Wawancara yang dilakukan oleh surveyor dikontrol secara sistematis oleh tim Liberte Institute dengan melakukan cek ulang di lapangan sekitar 30 persen dari total data responden yang masuk, untuk menjamin akurasi data yang diperlukan.
Berdasarkan data responden yang diambil, responden laki-laki sebanyak 49,3 persen dan perempuan 50,7 persen. Dengan usia respondem 17-25 tahun sebanyak 7 persen, usia 26-35 tahub sebanyak 14 persen, usia 36-45 tahun sebanyak 25 persen. Dan usia 46-55 tahun sebanyak 24 persen, kemudian usia 56-65 tahun sebanyak 18 persen, dan 65 tahun keatas sebanyak 12 persen. (rel/rdr/007)