Prospek Konsumen Digital di Indonesia Meningkat Meski Pandemi

Lebih dari 80% konsumen Indonesia menjalani proses pra dan pasca-pembelian mereka di saluran online, dan kanal offline masih dianggap sangat penting pada saat tahap pembelian.

ilustrasi konsumen digital

ilustrasi konsumen digital

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Konsumen digital Indonesia terus mengandalkan beragam kanal atau omnichannel untuk tetap dapat menikmati berbelanja online dan berkunjung ke toko-toko di pusat perbelanjaan.

Itu menurut laporan tahunan SYNC Asia Tenggara Meta dan Bain & Company yang mengusung ekonomi digital dan masa depan e-commerce di wilayah tersebut.

Lebih dari 80% konsumen Indonesia menjalani proses pra dan pasca-pembelian mereka di saluran online, dan kanal offline masih dianggap sangat penting pada saat tahap pembelian.

Apabila kita melihat prospek jangka panjang di kawasan Asia Tenggara, angka ini sangat menjanjikan dengan melihat proyeksi pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Asia Tenggara dari 2022 hingga 2023 yang diperkirakan akan melampaui sebagian besar pasar lain seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China.

Studi ini menunjukkan Asia Tenggara diperkirakan tetap menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,1% dibandingkan dengan pasar lain seperti Amerika Serikat (1,3%), Uni Eropa (2,1%), dan China (4,7%) pada akhir tahun 2023.

Terlebih lagi, populasi konsumen digital di Asia Tenggara masih terus bertumbuh dan diperkirakan akan mencapai 370 juta orang pada akhir tahun 2022, dimana terhitung 82% dari total populasi adalah konsumen berusia 15 tahun ke atas. Angka ini diproyeksikan akan meningkat lebih lanjut menjadi 402 juta orang pada tahun 2027.

“Evolusi baru konsumen digital ini tidak diragukan lagi akan menjadi kekuatan pendorong pertumbuhan nilai barang dagangan bruto (GMV) eCommerce Asia Tenggara” kata Edy Widjaja, Partner di Bain & Company dalam rilis yang diterima Radarsumbar.com, Selasa.

Pieter Lydian, Country Director Meta di Indonesia menyatakan temuan penting lainnya dalam studi ini adalah konsumen digital Indonesia memanfaatkan banyak saluran yang terintegrasi seperti video dan pesan bisnis (business messaging) dalam proses pembelian mereka.

“Kami melihat video dan business messaging terus bertumbuh dan memainkan peranan penting dalam pembelian konsumen di tanah air. Orang Indonesia menghabiskan 44% lebih banyak waktu untuk mengkonsumsi video dan 55% lebih banyak waktu untuk mengirim pesan.”

Bisnis dan brands dapat memanfaatkan peluang ini untuk memberikan pengalaman berbelanja yang mulus dan terintegrasi yang memungkinkan mereka melangkah antara kanal online dan offline dengan lancar di era endemik dunia ini.

“Vital bagi bisnis untuk terhubung dan bertemu pelanggan di mana mereka berada, sehingga mendorong pengalaman pelanggan ritel yang lebih memikat,” kata Pieter.

Studi ini juga menemukan bahwa Asia Tenggara melihat lebih banyak investasi asing langsung disalurkan ke wilayah ini. Investasi asing langsung menyumbang proporsi yang lebih besar dari total investasi pada tahun 2021, sebesar 17% berbanding dengan 15% di tahun 2015 dan hanya 9% di tahun 2009.

Konsumen digital yang disurvei adalah mereka yang telah melakukan pembelian online setidaknya dalam dua kategori produk selama tiga bulan terakhir dan berusia di atas 15 tahun. (rdr/rel)

Exit mobile version