Pertama di Indonesia, AP II Eksplorasi Pemanfaatan Artificial Intelligence di Bandara

Program tersebut sebagai upaya mendorong kolaborasi AP II dengan berbagai pihak seperti komunitas, praktisi, korporasi dan startup dalam menerapkan kecerdasan buatan.

AP II eksplorasi pemanfaatan AI di bandara. (dok. Angkasa Pura)

AP II eksplorasi pemanfaatan AI di bandara. (dok. Angkasa Pura)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – PT Angkasa Pura/AP II (persero) menjadi pengelola bandara pertama di Indonesia yang memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di bandara lewat peluncuran program Digital Collaboration: Sky Horizon 2023 dengan tema Shared Vision and Collaborating to Create Artificial Intelligence Based Airport Ecosystem.

Program tersebut sebagai upaya mendorong kolaborasi AP II dengan berbagai pihak seperti komunitas, praktisi, korporasi dan startup dalam menerapkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di aspek pelayanan, operasional dan komersial bandara.

Sky Horizon 2023 terbagi menjadi beberapa fase kegiatan, dimulai dari pendaftaran (submission) oleh peserta yang dibuka 7 September 2023, dilanjutkan dengan kurasi, validasi, inkubasi, pengembangan/pembangunan solusi, hingga demo versi beta/alpha pada akhir November 2023.

Untuk menjadi bagian dari inisiatif ini, calon mitra kolaborasi dapat mengunjungi situs web acara resmi yakni https://skyhorizon.angkasapura2.co.id.

Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan, Sky Horizon 2023 tersebut merupakan bagian dari program Digital Exploration (DX). “Project Sky Horizon 2023 merupakan bagian dari DX sebagai upaya kami menerapkan digitalisasi di setiap aspek bandara.”

“Sky Horizon 2023 mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak, mengedepankan resources sharing untuk berbagi risiko dan manfaat, serta menyamakan visi AP II terkait penerapan AI di bandara,” ucap Awaluddin sebagaimana dikutip dari InfoPublik pada Sabtu (9/9/2023).

Menurut dia, pada era saat ini, pemanfaatan AI di sektor kebandarudaraan nasional tidak bisa dihindari. “AP II adalah operator bandara di Indonesia yang pertama kali masuk dalam diskusi pemanfaatan AI untuk transportasi udara khususnya kebandarudaraan.”

“Pada tahap awal pemanfaatan AI di bandara ini, AP II mendorong kolaborasi dan resource sharing,” ujar Awaluddin.

Sementara itu, EGM Bandara Soekarno-Hatta yang juga sebagai Ketua Sub Tim DX PMO Transformasi Bandara Soekarno-Hatta, Dwi Ananda mengatakan, pemanfaatan AI dapat meningkatkan standar operasi, fasilitas, pelayanan dan komersial di bandara.

“Sebagai contoh, pemanfaatan AI bisa meningkatkan lalu lintas penerbangan dan menjadikan alur (flow) penumpang pesawat di terminal bandara semakin efektif dan efisien.”

“Begitu juga dengan fasilitas, meskipun saat ini sudah ditunjang berbagai teknologi, namun melalui AI kami ingin fasilitas dapat lebih efisien dan optimal dalam hal pemeliharaan, penggunaan energi, serta menghadirkan layanan secara lebih personalisasi,” ucap Dwi Ananda.

Sementara untuk aspek komersial, pemanfaatan AI dapat dapat membuat bandara AP II menghadirkan layanan yang lebih spesifik bagi pelanggan, misalnya menghadirkan ritel sesuai keinginan pelanggan.

“Dengan AI, kami bisa menganalisa secara efektif secara menyeluruh ke semua aspek, tanpa perlu effort yang banyak lagi untuk memilah data, menyalin data, dan mengolah data,” jelasnya.

Pada aspek operasional bandara, AI juga dapat meningkatkan optimalisasi penggunaan slot time di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia.

Bandara Soekarno-Hatta memiliki kapasitas slot time (ketersediaan waktu terbang keberangkatan dan kedatangan) sekitar 1.300 per hari, di mana selama ini analisis dilakukan dengan banyak menghabiskan sumber daya waktu dan tenaga.

“Apabila kami bisa memanfaatkan AI advanced analytics, dalam analisis ini maka hasil dapat lebih cepat dengan tingkat keakuratan tinggi sehingga bisa cepat mendukung kami dalam mengambil kebijakan optimal seperti pembagian periode waktu penerbangan, mengakomodir permintaan, serta mendukung efektivitas penerbangan,” ujar Dwi Ananda.

Selain itu, pemanfaatan AI juga untuk meningkatkan pelayanan bagi penumpang pesawat. “AI advanced analytics bisa mendukung AP II dalam melakukan passenger sentiment analytics.”

“Dimana kami bisa mengetahui secara akurat apa saja yang sebenarnya layanan, fasilitas dan ritel yang dibutuhkan penumpang pesawat selama di bandara. Ini dapat mendorong kami menciptakan layakan lebih personalisasi dan bukan layanan untuk semua,” ungkapnya.

Presiden Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artificial (KORIKA) Prof. Hammam Riza mendukung upaya AP II dalam memanfaatkan AI di bandara-bandara.

Dia mengatakan, bandara memasuki masa depan cerah penuh harapan dengan memanfaatkan AI, di mana untuk meraih ini tidak bisa ditempuh hanya oleh operator bandara.

“KORIKA bersama-sama stakeholder siap membangun value creation terutama untuk AP II dalam mencapai future airport ecosystem, berkolaborasi dengan membangun bandara masa depan dengan AI,” imbuh Prof. Hammam Riza. (rdr)

Exit mobile version