Direktur Kebijakan, Kontraterorisme dan Organisasi Facebook, Brian Fishman mengatakan daftar hitam yang dibocorkan oleh The Intercept tidak komprehensif. Menurutnya, daftar tersebut terus mengalami perubahan dan terus diperbarui. Fishman dalam rangkaian posting di Twitter juga menjelaskan Facebook sebenarnya tidak pernah membagikan daftar hitam miliknya untuk membatasi risiko hukum, keamanan, dan meminimalkan peluang bagi kelompok-kelompok tersebut menghindari aturan.
Selain itu, kebijakan mengenai daftar organisasi berbahaya ini dilandasi beberapa alasan. Salah satunya daftar ini dibuat berdasarkan tindakan yang dilakukan aktor atau organisasi tersebut di luar Facebook, bukan berdasarkan apa yang mereka unggah di platform.
Perusahaan media sosial milik Mark Zuckerberg itu memang melarang teroris, kelompok kebencian, atau organisasi untuk menggunakan platformnya. Oleh sebab itu, Facebook juga akan menghapus konten yang memuji, mewakili, dan mendukung aktivitas dari kelompok tersebut apabila ditemukan ada di platformnya.
Fishman pun mengakui mendefinisikan dan mengidentifikasi orang dan organisasi yang berbahaya secara global sangat sulit. Tidak ada definisi yang disepakati oleh semua orang. Maka dari itu, dalam membuat definisi tersebut dijabarkan dalam Standar Komunitas Facebook. “Saya tidak memaafkan kebocoran ini. Secara agregat itu membuat segalanya lebih sulit. Akan ada kritik. Tapi kami akan menggunakannya sebagai kesempatan untuk menjadi lebih baik,” tulis Fishman. (kumparan.com)