Apa yang dirasakan Mahyeldi saat ini kata Gamal sama seperti yang dialami Rasulullah SAW ketika menyebarkan Islam, dan terus mendapatkan pertentangan dari kaum kafir Quraisy.
“Bagaimana Rasulullah, orang yang dijamin masuk dalam surga, yang merupakan habibullah-kekasih Allah, masih juga orang kafir Quraisy membenci Rasulullah. Apalagi seorang Buya Mahyeldi. Di samping dia punya banyak kelebihan, dia pasti punya banyak kelemahan. Tentu bisa kita bawa secara musyawarah, kita dudukkan, kita lakukan tabayyun bukan langsung mengekspos di media sosial,” tandasnya.
Ia berharap apa yang dilakukan Epyardi tidak berlanjut. Karena menurutnya, permusuhan antara sesama muslim itu tidak diperbolehkan di dalam Islam.
“Allah SWT berfirman yang artinya ‘dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah di antara kamu saling menggunjing’. Oleh sebab itu, saya mengimbau kepada saudara kami Bupati Solok dan bagi pemimpin-pemimpin lain jangan kita biasakan, jangan kita ulangi lagi kejadian seperti itu. Sama itu kita dengan memercik air di dulang. Kita bermusuhan dengan sesama Muslim, sungguh memalukan, itu merupakan dosa yang besar,” kata Gamal.
Gamal mendukung Mahyeldi untuk terus istiqamah menjadi Gubernur Sumbar. “Maju terus Buya, bangun Sumatera Barat, karena pemimpin seperti Buya lah yang diharapkan oleh provinsi Sumatra Barat maupun rakyat yang ada di Indonesia,” tutup Gamal. (rdr)