Charles Simabura mengatakan, bukan hanya institusi semata, AJI memiliki spirit menjaga jurnalisme tetap independen. “Spirit menjaga kerja jurnalisme adalah kerja-kerja kemanusiaan dalam rangka mengawal demokrasi dan menjaga daulat rakyat,” tuturnya.
Keberadaan sekretariat, menurut Charles, hanya sebagai tempat. “Spiritnya bisa tersebar di mana-mana. Sekretariat ini adalah tempat bertemunya spirit-spirit itu,” katanya.
Direktur PUSaKO Feri Amsari menuturkan, warga negara, negara hukum dan demokrasi membutuhkan jurnalis independen. “Tentu saja jurnalis membutuhkan wadah. Mudah-mudahan, kantor AJI Padang yang baru ini, bisa menjadi wadah dari mimpi-mimpi negara hukum. Melalui kantor ini, di masa yang akan datang, muncul informasi dan pemberitaan yang berpihak pada masyarakat banyak,” katanya.
Pengurus Asosiasi Pers Mahasiswa (Aspem) Sumbar Fachri H. Jasril berharap pembangunan kantor berjalan lancar. “Bagi Aspem, AJI adalah rumah untuk pulang. Dengan adanya kantor ini, akan ada tempat berdiskusi soal pers dan banyak hal lainnya,” katanya.
Aidil Ichlas menambahkan, AJI Padang akan membangun kantor secara bertahap. “Untuk awal kami membangun dari tabungan AJI Padang. Kemudian kami akan membuka donasi publik, memberikan kesempatan kepada publik berpartisipasi dalam pembangunan ini dengan sistem yang kita sesuaikan dengan aturan organisasi AJI,” ujarnya.
Aidil juga mengapresiasi pengurus AJI Padang periode-periode sebelumnya. “Terima kasih kepada para senior AJI yang sudah merintis membeli tanah dan memikirkan pentingnya punya sekretariat sendiri. Terima kasih juga kepada AJI Indonesia, kawan-kawan AJI di seluruh Indonesia dan kawan-kawan kami para jurnalis di Sumbar,” katanya. (rdr/rel)