JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Tujuh orang tewas dalam unjuk rasa menentang kudeta yang dilakukan militer Sudan, Senin, 26 Oktober 2021.
Pemuda, yang menentang kudeta membarikade jalan-jalan dan bentrok dengan tentara di Khartoum. Di kota Omdurman, pengunjuk rasa membarikade jalan dan meneriakkan dukungan untuk pemerintahan sipil. “Burhan tidak bisa menipu kita. Ini kudeta militer,” kata seorang pemuda bernama Saleh.
Tentara bertindak keras dalam membubarkan unjuk rasa, sehingga jatuh kurban. Selain tujuh korban meninggal, tidak kurang dari 140 pengunjuk rasa luka-luka, sebagian karena tindakan brutal militer.
Koalisi oposisi utama, Pasukan Kebebasan dan Perubahan, yang mendorong pencopotan Bashir dan merundingkan dewan militer-sipil, mengatakan di Twitter bahwa mereka menyerukan tindakan damai di jalan-jalan untuk menggulingkan pengambilalihan militer, termasuk demonstrasi, pemblokiran jalan dan pembangkangan sipil.
Militer merebut kekuasaan dari pemerintah transisi pada hari Senin. Pemimpin kudeta, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, membubarkan Dewan Berdaulat militer-sipil yang telah dibentuk untuk mengantar negara menuju demokrasi setelah penggulingan otokrat lama Omar al-Bashir dalam pemberontakan rakyat dua tahun lalu.
Burhan mengumumkan keadaan darurat, dengan mengatakan angkatan bersenjata perlu melindungi keselamatan dan keamanan. Dia berjanji untuk mengadakan pemilihan pada Juli 2023 dan menyerahkannya kepada pemerintah sipil terpilih saat itu. “Apa yang dialami negara saat ini merupakan ancaman dan bahaya nyata bagi impian para pemuda dan harapan bangsa,” katanya.