Seperti Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga yang pernah menyatakan perempuan dan laki-laki harus memiliki kesempatan yang sama untuk turut berperan dalam pembangunan bangsa.
“Perempuan dikategorikan sebagai kelompok rentan, bukan karena dirinya lemah, melainkan lebih karena budaya patriarki yang menempatkan peran utama perempuan di ranah domestik sehingga tidak mampu mengambil peran aktif di ranah publik,” kata Bintang dalam acara puncak Peringatan Hari Ibu 2020 lalu.
Bagaimana pun Undang-Undang Dasar 1945 menjamin komitmen untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat dengan setara dan tanpa kecuali. Ini berarti perempuan punya hak-hak yang sama untuk menjalankan kehidupan terbaiknya.
Menurut Bintang, sinergi dan dukungan semua pihak, termasuk keluarga, merupakan kunci mewujudkan perempuan-perempuan berdaya. Tidak hanya kerja sama antar sektor, tetapi kemitraan yang kuat dan setara antara perempuan dan laki-laki juga perlu dibangun.
Selain Bintang, Ketua DPR Puan Maharani juga selalu menekankan pentingnya pendidikan untuk kaum perempuan. Menurut Puan, pendidikan memegang andil utama dalam memberdayakan perempuan. Menerapkan hal ini, tentunya harus ada dukungan keluarga dan masyarakat agar perempuan terus berkembang.
“Dengan pendidikan, maka terdapat kesadaran akan hak dan kewajiban perempuan untuk meningkatkan kapasitasnya dan untuk mencapai cita-citanya,” kata Puan pada pertemuan virtual Anggota Parlemen Perempuan Indonesia-Afghanistan bertajuk “Empowering Women and Supporting Peace Process”, Kamis (24/6/2021).
Memberikan kesempatan pendidikan pada perempuan, menurut Puan, juga berperan dalam menyebarkan nilai damai dan toleransi di masyarakat. Pasalnya, perempuan di masa dewasanya memegang peranan penting dalam pendidikan keluarga di rumah untuk mengajarkan nilai damai dan toleransi sejak anak-anak. (*)