JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Sejumlah tokoh mengkritik proyek pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Mereka menilai pemindahan ibu kota hanya akan menimbulkan masalah baru.
Salah satu yang melontarkan kritik yakni mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Ia menyebut pemindahan IKN pasti menimbulkan masalah berkaitan dengan anggaran, lokasi dan sebagainya.
Kendati begitu, JK mengatakan sudah menjadi tugas pemerintah untuk menyelesaikan persoalan. Ia juga mengingatkan agar persoalan yang ada diselesaikan bersama. “Hal rumit ini yang harus dijalankan bersama-sama bahwa ini nanti akan ada masalah, pasti akan ada masalah. Masalah anggaran lah, masalah lokasi, dan sebagainya,” kata JK, Senin (31/1).
JK juga menyatakan bahwa pemindahan yang sempurna untuk IKN membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dia berkaca pada negara lain yang bisa memindahkan IKN hingga 20 tahun. “Negara lain butuh 20 tahun baru bisa sempurna, apalagi kita bukan negara federal. Sebenarnya yang pindah Ibu Kota negara-negara federal,” tuturnya.
Selain JK, kritik juga disampaikan oleh ekonom senior, Faisal Basri yang menilai ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara, bak ‘surga’ dikelilingi ‘neraka’. Pasalnya, lokasi ibu kota baru dikelilingi oleh berbagai tambang migas batu bara, gas, kilang minyak, hingga kebun sawit.
Menurut Faisal, tidak ada ibu kota di dunia yang dikelilingi industri ekstraktif yang bahkan usahanya dimiliki oleh oligarki. Faisal juga menyebut pembangunan tersebut bertolak belakang dengan upaya pemerintah membangun green city dan smart city di ibu kota baru. “Ini unik, dia (pemerintah) bikin green city, smart city, tapi di sekelilingnya lain sama sekali. Jadi surga yang dikelilingi neraka, lama-lama surganya bisa panas juga,” kata Faisal.