JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Ukraina memberlakukan kondisi darurat dan mengatakan kepada warganya di Rusia untuk segera pergi, saat Moskwa mulai mengevakuasi kedutaan besarnya di Kiev meningkatkan kekhawatiran akan serangan militer Rusia habis-habisan.
Penembakan meningkat pada Rabu (23/2/2022) di jalur kontak di Ukraina timur, di mana Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah pemberontak yang didukung Moskwa minggu ini dan di mana ia telah memerintahkan pengerahan pasukan Rusia sebagai “penjaga perdamaian”.
Tetapi masih belum ada indikasi yang jelas apakah dia berencana menindaklanjutinya dengan serangan massal di Ukraina, dengan melibatkan puluhan ribu tentara yang dia kumpulkan di dekat perbatasan tetangganya. “Memprediksi apa yang mungkin menjadi langkah Rusia selanjutnya, separatis atau keputusan pribadi presiden Rusia – saya tidak bisa mengatakan apapun,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky seperti dilansir Al Jazeera pada Kamis (24/2/2022).
Parlemen Ukraina pada Rabu (23/2/2022) sangat menyetujui dekrit Zelensky yang memberlakukan keadaan darurat selama 30 hari mulai Kamis (24/2/2022). Pemberlakuan “kondisi darurat” Ukraina memungkinkan pihak berwenang memberlakukan pembatasan pergerakan, memblokir aksi unjuk rasa dan melarang kegiatan partai dan organisasi politik “demi kepentingan keamanan nasional dan ketertiban umum.”
Pemerintah Ukraina juga telah mengumumkan wajib militer untuk semua pria usia pertempuran. Situs web pemerintah dan negara bagian Ukraina kembali offline pada Rabu (23/2/2022), setelah mengalami pemadaman dalam beberapa pekan terakhir. Kiev menuduh hal itu disebabkan oleh serangan siber, dengan situs web parlemen, kabinet, dan kementerian luar negeri Ukraina ikut terpengaruh.
Moskwa membantah merencanakan invasi dan menggambarkan peringatan itu sebagai histeria anti-Rusia. Tetapi tidak mengambil langkah untuk menarik pasukan yang dikerahkan di sepanjang perbatasan Ukraina.
Pada Rabu (23/2/2022), Rusia menurunkan bendera dari kedutaan besarnya di Kiev, setelah memerintahkan para diplomatnya untuk mengungsi karena alasan keamanan. Pasukan baru dikerahkan Militer Ukraina mengatakan satu tentara tewas dan enam terluka dalam peningkatan aksi penembakan oleh separatis pro-Rusia.