Sementara berbicara kepada program CNN ‘State of the Union’, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menyebut perintah nuklir Putin ‘agresif’ dan ‘tidak bertanggung jawab’. Sebelumnya, Putin yang menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai ‘operasi khusus’, memicu kekhawatiran baru ketika memerintahkan ‘pasukan pencegahan’ Rusia, yang menggunakan senjata nuklir,’ untuk siaga tinggi.
Putin diketahui membenarkan invasi militer Rusia dengan menuduh ‘neo-Nazi’ menguasai Ukraina dan mengancam keamanan Rusia — tuduhan yang disebut propaganda tak berdasar oleh Ukraina dan negara-negara Barat. Dalam pernyataan pada Minggu (27/2) waktu setempat, Putin menyinggung soal pernyataan agresif dari pemimpin negara-negara NATO dan rentetan sanksi ekonomi dari Barat untuk Rusia saat menerbitkan perintah untuk menyiagakan pasukan nuklir Rusia
“Tidak hanya negara-negara Barat mengambil tindakan tidak bersahabat terhadpa negara kita dalam dimensi ekonomi — maksud saya sanksi-sanksi ilegal yang diketahui dengan sangat baik oleh semua orang — tapi juga para pejabat tinggi negara-negara NATO terkemuka yang membiarkan diri mereka menyampaikan pernyataan agresif terhadap negara kita,” ucapnya.
Sebelum ini, Putin menyinggung soal nuklir Rusia dalam pidatonya mengumumkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) lalu. Saat itu Putin mengatakan bahwa respons Rusia terhadap setiap negara yang menghalanginya akan bersifat segera dan memiliki ‘konsekuensi yang belum pernah Anda temui dalam sejarah Anda’. (detik.com)