JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Nikotin kerap dianggap sebagai penyebab utama munculnya berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan merokok. Lantaran opini tersebut berkembang luas, penggunaan produk seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik seringkali disamakan memiliki risiko yang sama dengan rokok.
Padahal, berdasarkan hasil kajian ilmiah produk tersebut memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok. Apakah benar jika nikotin dianggap sebagai sumber masalah kesehatan? Berikut penjelasannya lengkapnya.
Nikotin bukan sumber masalah
Nikotin sesungguhnya adalah alkaloid tanaman, artinya itu adalah bahan kimia alami yang mengandung nitrogen. Ini juga merupakan stimulan yang sangat adiktif. Nikotin paling terkenal karena penggunaannya dalam rokok dan produk tembakau, tetapi memiliki beberapa kegunaan lain.
Meskipun nikotin sebagian besar ditemukan pada tanaman tembakau, nikotin juga terdapat pada tanaman tomat, terong, kentang, dan paprika hijau. Dan meskipun mereka semua termasuk dalam keluarga nightshade, jumlah nikotin dalam tanaman lain ini jauh lebih rendah daripada di tanaman tembakau.
Mengutip dari laman resmi Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyebutkan nikotin tidak menyebabkan kanker. Namun bahan kimia beracun lainnya dalam rokok seperti TAR dan karbon monoksida atau residu asap yang justru merusak kesehatan.
Nikotin Dapat Ciptakan Adiksi
Maria menjelaskan efek samping dari nikotin adalah menciptakan ketergantungan. Namun ini bukan satu-satunya alasan mengapa begitu banyak orang tidak bisa berhenti merokok. Mengutip sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2015 dalam jurnal ilmiah Drug And Alcohol Dependence menemukan bahwa potensi ketergantungan pada nikotin sangat rendah tanpa adanya asap tembakau.
Nikotin Punya Manfaat Medis
Nikotin pun dinilai memiliki manfaat dalam medis. Maria menjelaskan sebuah penelitian yang dilakukan pada era 1960-an menunjukkan risiko penyakit parkinson di kalangan perokok itu lebih rendah dan menyebutkan bahwa nikotin memiliki kontribusi dalam hal tersebut.
“Penelitian tersebut menemukan bahwa pria yang tidak merokok tetapi menggunakan snus memiliki risiko penyakit Parkinson yang lebih rendah secara signifikan. Salah satunya adalah efek kognitif positif nikotin,” kata Maria.