Kemudian, sejak dulu juga, saya kira sudah puluhan ribu orang pula yang pernah berobat/dirawat, atau bersinggungan dengan RS Siti Rahmah.
Bagi mereka yang secara emosi terkait dengan Baiturrahmah dan Siti Rahmah tersebut, tentunya menjadi keuntungan tersendiri bagi Fadly Amran yang berhubungan langsung dengan nama-nama tadi, yakni; “Anak yang punya Baiturrahmah dan Siti Rahmah”.
Memantik emosi puluhan ribu orang tadi, saya kira tidak begitu susah. Apalagi saat ini keluarga besar Fadly Amran sudah pula mendirikan masjid nan megah di bypass Padang, di depan kampus dan rumah sakit.
Kurang apalagi komitmen keluarga besar Fadly Amran di bidang pendidikan, kesehatan dan keagamaan di Kota Padang? Begitu kira-kira bahasanya.
Suka atau tidak suka, di luar perkuliahan/akademis, ribuan mahasiswa Universitas Baiturrahmah, kalau difasilitasi tentunya akan bisa menjadi mesin politik yang militan untuk menyebarkan bahan-bahan sosialisasi dari rumah ke rumah, maupun tempat-tempat lainnya, di 104 kelurahan yang ada di Kota Padang.
Di luar itu, sebelum jadi Walikota Padang Panjang, base dan usaha Fadly Amran itu di Padang. Alumni SMAN 1 Padang kelahiran 1988 (masih berusia 34 tahun) ini membuka usaha berkaitan dengan olahraga dan kesehatan.
Ia pernah menjadi Ketua HIPMI Padang —tempat berhimpunnya pengusaha muda. Poinnya, jaringan alumni dan pengusaha ini tentu punya nilai tersendiri.
Tak kalah pentingnya, lulusan Seattle University USA (Bachelor Business Administration) ini adalah seorang ninik mamak di kaumnya dengan gelar Fadly Amran Dt Panduko Malano.
Sebenarnya tulisan ini akan mengulas juga tentang partai politik yang berpotensi mengusung Fadly Amran, serta siapa saja yang bisa menjadi pasangannya —calon wakil walikota-nya, dan siapa kompetiternya, tapi karena sudah kepanjangan, lain kali saja diulas. (***)