Supardi yang juga merupakan Ketua IPSI Sumbar ini mengatakan bahwa silek tidak hanya sebagai bela diri namun juga menjadi sarana pembentuk karakter bagi masyarakat Minang.
“Salah satu tujuan musyawarah ini ialah merumuskan strategi untuk meletakkan kembali silek sebagai the way of life, sebagai pandangan hidup bagi masyarakat minang di ranah dan di rantau, khususnya kaum muda,” ungkapnya.
Ia mengatakan maksud merekrut kembali para tuo silek karena mereka adalah orang-orang yang punya komitmen memelihara dan mengembangkan sileknya. Sasarannya yakni upaya pelestarian surau tempatnya mengajarkan silek kepada generasi penerus.
“Kesimpulannya, ke depan kita akan menginventarisir tuo-tuo silek di Sumatera Barat. Musyawarah ini diharapkan dapat melahirkan rekomendasi, baik dalam literasi berbentuk buku maupun digital,” katanya.
Sementara itu, Kepala UPTD Taman Budaya Hendri Fauzan mengatakan pada kegiatan musyawarah kali ini akan hadir 60 Para Tuo Silek dari berbagai daerah di Sumbar.
Setelah Musyawarah Tuo Silek, Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat juga akan menggelar Galanggang Silek Tradisi di Agama Jua Cafe, Payakumbuh, pada 11 sampai 13 Juni 2022. (rdr/ant)