JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat negara-negara berkembang. Menurut dia, krisis pangan dapat membuat masyarakat jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem.
Hal ini disampaikan Jokowi saat menghadiri KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, yang berlangsung di Elmau, Jerman, Senin 27 Juni 2022.
“323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut,” kata Jokowi dikutip daru siaran pers Sekretariat Presiden, Selasa (28/6/2022).
“G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” sambungnya.
Dia mengatakan pangan adalah permasalahan Hak Asasi Manusia yang paling dasar. Para perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.
“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan pentingnya dukungan negara G7 untuk mengreintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global.
Dia menuturkan terdapat dua cara untuk merealisasikan hal tersebut. Pertama, adalah fasilitasi ekspor gandum Ukraina dapat segera berjalan.
Kedua, kata Jokowi, adalah komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.