“Pengerjaannya, nanti juga akan dilakukan dengan gotong royong. Kalau ada bantuan dari pemerintah daerah, DPRD, dan donatur lainnya, tentu akan menambah semangat masyarakat kami, untuk menyelesaikan perbaikan jalan ini,” ujarnya.
Sementara itu Wali Nagari Situjuah Batua Dhon Vesky Dt Tan Marajo mengatakan semangat bergotong-royong dan bekerja keras seperti ini ditemukan hampir di seluruh jorong yang ada di Nagari Situjuah Batua.
Bahkan, sambungnya dalam setahun terakhir ini saja, sudah enam ruas jalan rusak parah di Nagari Situjuah Batua yang diperbaiki warga dan perantau secara swadaya atau bergotong-royong.
“Jika dihitung, nilai swadaya warga dan perantau ini, sudah lebih dari setengah miliar rupiah. Hampir separuh dari Dana Desa yang kami terima setiap tahun. Ini semakin membuktikan, bahwa dari zaman Belanda sampai sekarang, masyarakat Situjuahbatua adalah masyarakat pejuang yang rela berkorban apa saja untuk nagari dan negara,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Pemerintah Nagari Situjuah Batua bersama Pucuk Adat Ka Ampek Suku, Bamus dan seluruh lembaga nagari sangat berharap kepada Pemkab Limapuluh Kota dan Pemprov Sumbar agar dapat memberikan stimulus atas tingginya nilai swadaya dan gotong-royong masyarakat Situjuah Batua.
Stimulus itu diharapkan dalam bentuk pembangunan makam pahlawan serta pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, dan plat duicker yang pengerjaannya tidak bisa lagi dengan gotong royong.
“Saat ini, ada ruas jalan kabupaten di Nagari Situjuah Batua yang mendesak diperbaiki pemerintah daerah yakni ruas jalan penghubung Nagari Situjuah Batua dengan Nagari Tungka. Di ruas jalan ini, ada polongan atau saluran air yang berkali-kali amblas dan berkali-kali pula diperbaiki secara swadaya. Tapi, tetap saja perbaikan itu tidak tahan lama karena padatnya kendaraan yang lewat dan besarnya debit air di bawah jalan saat hujan,” ujarnya. (rdr/ant)