RADARSUMBAR.COM – Sri Lanka sedang “sakit parah”, setelah mengalami kebangkrutan atau gagal bayar utang (default) kondisi perekonomiannya semakin memburuk. Krisis kini menghantam dan menjadi yang terburuk sejak 1948.
Namun, tidak hanya Sri Lanka, menurut bank dunia ada 9 negara lagi yang terancam mengalami kebangkrutan.
Dalam laporan Crisis Response Group, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Afganistan, Argentina, Mesir, Laos, Lebanon, Myanmar, Pakistan, Turki dan Zimbabwe menjadi negara yang terancam mengalami kebangkrutan.
Melansir dari laporan AP, penyebab pasti krisis ekonomi yang dihadapi setiap negara ini mungkin berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Tetapi ada satu benang merahnya, krisis tersebut diperburuk dengan inflasi yang tinggi.
Ketika inflasi menanjak, maka daya beli masyarakat akan tergerus yang akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Di Sri Lanka, inflasi tercatat meroket 54,6% year-on-year (yoy), menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan tersebut nyaris dibandingkan Mei sebesar 39,1%.
Sembilan negara yang diperkirakan akan mengalami kebangkrutan juga mengalami hal yang sama, kecuali Afganistan yang datanya tidak tersedia.
Tingginya inflasi berawal dari pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) melanda. Saat itu, perekonomian global nyaris berhenti total, sebab banyak negara menerapkan kebijakan lockdown.
Ketika vaksinasi sudah gencar dilakukan dan penambahan kasus baru menurun drastis, lockdown dicabut, pembasatan sosial tidak lagi ketat, kehidupan masyarakat perlahan kembali normal.
Alhasil, demand menjadi meningkat, sayangnya belum mampu diimbangi dengan supply. Hukum ekonomi pun bekerja, ketika demand lebih tinggi dari supply, maka inflasi pun terjadi.