Akses jalan yang sering ditutup selama kegiatan tersebut yaitu Simpang Tugu Tabuik pada malam hari untuk pelaksanaan prosesi ‘basalisiah’ atau berselisih yaitu bertemunya antara kelompok Tabuik Pasa dan Subarang.
Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat mengerahkan sekitar 50 personel Dinas Perhubungan (Dishub) guna melancarkan arus lalu lintas selama pelaksanaan prosesi tersebut yang dilaksanakan dari 30 Juli sampai dengan 14 Agustus.
“Setiap pelaksanaan prosesi tabuik kami mengerahkan personel guna mengatur lalu lintas mulai dari ‘maambiak tanah’ (mengambil tanah) sampai nanti penutupan pada 14 Agustus,” kata Kepala Dishub Kota Pariaman Afwandi di Pariaman.
Namun, kata dia pada akhir pelaksanaan Tabuik pihaknya akan mengerahkan personel jauh lebih banyak dengan bekerjasama dengan Satuan Lalu Lintas Polres Pariaman.
Ia menyebutkan setidaknya jumlah personel yang dikerahkan di akhir pelaksanaan Pesona Budaya Hoyak Tabuik lebih dari 100 orang.
Hal tersebut karena diprediksi wisatawan akan banyak datang ke Pariaman untuk melihat kegiatan budaya itu sehingga memicu kemacetan. (rdr/ant)