“Saya sudah hubungi Pemerintah Agam dan Bukittinggi, Jam Gadang kecil ini ternyata tidak masuk ke dalam aset meskipun dibangun oleh Wali Kota Bukittinggi tahun 1953,” katanya.
Ia menyayangkan tidak adanya pengurusan dan pemeliharaan miniatur Jam Gadang hingga berinisiatif menjalin komunikasi dengan semua pihak yang peduli dengan tapal batas yang selalu terlihat oleh pengunjung dari seluruh daerah yang hendak keluar masuk Bukittinggi dan Agam.
“Alhamdulillah, banyak donasi dan perhatian dari tokoh di Sumbar, ada dari anggota DPRD Sumbar, DPRD Bukittinggi, Pemko Bukittinggi juga bersedia membantu meski belum tercatat dalam aset, terakhir Mantan Wali Kota yang juga siap membantu bahan yang dibutuhkan,” katanya.
Sementara itu, Sekdako Bukittinggi, Martias Wanto mengatakan pemerintah setempat mendukung penuh rehab miniatur Jam Gadang dengan mengadakan sarana pendukung.
“Apa yang diminta, kita bantu, kemarin sudah diminta alat berat, kita sediakan, intinya Pemko Bukittinggi mendukung aksi kawan dari komunitas yang peduli dan berperan aktif dalam proses perbaikan miniatur Jam Gadang yang diantaranya sudah berdiri condong itu,” katanya. (rdr/ant)