Sementara itu, penembakan massal hari ini bermula ketika seorang pria tak dikenal mendatangi tempat penitipan anak tersebut pada jam makan siang. Sekitar 30 anak ada di tempat penitipan tersebut saat pria itu datang.
Pejabat distrik Jidapa Boonsom mengatakan pelaku pertama kali menembak empat atau lima staf, termasuk seorang guru yang sedang hamil delapan bulan. “Awalnya orang-orang mengira suara (tembakan) sebagai suara kembang api,” kata Jidapa kepada Reuters.
Polisi mengidentifikasi pelaku bernama Panya Kamrab berusia 34 tahun. Ia merupakan eks anggota kepolisian yang dipecat tahun lalu karena kedapatan menggunakan obat-obatan terlarang.
Selain senjata, Panya juga membawa pisau saat melancarkan aksinya. Ia juga sempat kabur dari tempat kejadian menggunakan truk pikap putih tak lama setelah melancarkan aksinya hingga memicu pengejaran oleh polisi. Saat kabur, Panya juga sempat menabrakan mobilnya ke arah kerumunan pejalan kaki di jalan.
Polisi kemudian tak lama menemukan Panya dalam keadaan tak bernyawa. Media lokal melaporkan Panya menembak dirinya sendiri dan juga istri serta anak-anaknya. Video yang tersebar di media sosial menunjukkan lembaran kain menutupi jasad anak-anak yang tergeletak tak berdaya berlumur darah. Reuters tidak dapat segera memverifikasi video tersebut. (rdr/cnnindonesia.com)