Andre menyebutkan, laporan kepada Polsek, Polres dan Bupati sudah dilakukan warga yang resah di kedua kabupaten itu. Sudah ada jatuh korban di lokasi tambang itu. Bahkan di Pasbar mahasiswa sudah sampai berdemo. Tapi belum digubris. “Kapolri dan Kapolda Sumbar harus memperhatikan kondisi ini dan jangan tinggal diam,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Kalau perlu, kata Andre Rosiade, tim yang diturunkan berasal dari Divisi Propam (Profesi dan Pengamanan) Polda Sumbar atau Propam Polri. Karena ada juga laporan diduga terlibatnya aparat kepolisian. “Ini adalah bagian dari aspirasi masyarakat kepada saya. Baik di Solsel dan Pasbar sangat mendesak saya bersuara. Menyampaikan aspirasi mereka kepada polisi,” kata Andre Rosiade.
Selain aparat kepolisian, kata Andre Rosiade, Pemerintah Daerah baik Pemkab dan Pemprov Sumbar juga harus meningkatkan perhatian terhadap masalah tambang ini. “Jangan sampai Pemda lengah dan seperti melakukan pembiaran kasus ini. Contoh yang baik adalah Lurah Pasie Nan Tigo di Padang yang berani bicara soal tambang ilegal kepada kami. Yang selanjutnya ditindak Polda,” kata Andre.
Sebelumnya diberitakan, karena tambang yang masih marak, dengan tegas Andre Rosiade meminta aparat dan pemerintah lebih serius. “Kami minta Kapolda Sumbar turun menyelesaikannya. Karena mereka seperti belum tersentuh hukum. Pemko Padang juga harus turut memberantas tambang ilegal ini,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini. (rdr)