PADANG, RADARSUMBAR.COM – UPTD Taman Budaya Sumbar mengenang 98 Tahun Sastrawan AA Navis pada Kamis (24/11/2022) di Galery Taman Budaya Sumbar.
Salah satu kegiatan mengenang sastrawan kondang tersebut adalah diskusi dengan pembicara Zelfeni Wimra, Ivan Adilla, Hasanuddin WS, dan Eva Krisna. AA Navis, dalam kacamata Cerpenis yang juga Dosen UIN Zelfeni Wimra, adalah sastrawan yang produktif.
Semasa hidupnya, AA Navis menghasilkan 65 karya sastra dalam berbagai bentuk (novel, cerpen, dan kritik sastra), termasuk 22 buku kumpulan tulisan. “Produktifnya AA Navis dalam berkarya karena ia memiliki etos kepengarangan,” ujarnya.
Zelfeni bercerita, AA Navis pribadi yang sangat disiplin. Tidak hanya dalam berkarya, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Suatu hari, dia pernah menjadi pembicara dalam acara kemahasiswaan. Panitia terlambat datang. Navis tak terima dengan ketidaksiplinan itu.
Dia pulang dan tidak mau lagi dibujuk untuk menjadi pembicara. Menurut Zelfeni, Navis sangat disiplin. Selain menjaga kedisplinan, ia juga sangat menjaga estetika kebahasaan, yang juga terwujud dalam karya-karyanya.
Dosen Universitas Andalas, Ivan Adilla, memandang Navis sebagai sosok yang vokal dalam berbicara. Tapi, sebutnya, ia tidak hanya mengkritik. Navis juga pengamat, pelaku, dan pemikir kebudayaan.
“Untuk konteks Minangkabau, tampaknya belum ada yang mengatasinya hingga kini,” ujar Ivan Adilla.
Sejumlah bukti dipaparkan Ivan Adilla bahwa Navis adalah sastrawan yang memiliki gagasan kemudian mewujudkannya. Navis mendirikan sekolah, ASKI Padangpanjang, Lumbung Pitih Nagari, Gebu Minang, Dewan Kesenian Sumbar, Pertemuan Sastrawan Nusantara, dan Fakultas Sastra Universitas Andalas.
Eva Krisna dari Balai Bahasa Sumbar menyebut Navis adalah sastrawan satir dan pencemooh wahid. Robohnya Surau Kami salah satu buktinya. Robohnya Surau Kami adalah kritik yang tajam kepada orang yang hanya memedulikan akhirat, tapi mengabaikan dunia.