“Menjadi satu pemahaman bahwa peran juru dakwah itu menstabilkan kehidupan agar kemaksiatan yang akan merusak sendiri kehidupan bisa diminimalisir. Serta menyebarkan kebaikan sampai betul-betul dapat terlaksana dengan baik,” kata Ahmad Misbahul Anam.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelatihan Da’i Anisral didampingi Sekretaris Panitia Afdhal, melaporkan bahwa peserta pelatihan da’i berasal dari Sawahlunto, Tanahdatar, Payakumbuh, Dharmasraya, Kota Solok, Pasaman Barat, Padangpanjang, Bukittinggi, Agam, Pasaman, Lunang (Pessel), Sipora (Mentawai), Siberut Selatan (Mentawai), Sikakap (Mentawai), Siberut Barat Daya (Mentawai), Solok Selatan, dan Kota Padang.
“Terima kasih atas dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumbar, Yarsi Sumbar, Kanwil Kemenag Sumbar, Laznas Dewan Da’wah, dan tokoh da’wah di Sumbar,” ujar Anisral.
Pada sesi penutupan acara yang diselenggarakan sejak 25 sampai 27 November 2022, seorang Da’i dari Lunang Silaut, Ustadz Mughni Ismail, menyampaikan harapannya. “Kami itu juru dakwah, berharap ada kesempatan untuk berhaji atau umrah. Ini penting, karena begitulah masyarakat merespons juru dakwah,” kata da’i ini secara terus terang.
Ustadz Mughni Ismail ini asal Lamongan. Ikut program dakwah transmigran di kawasan Lunang. Sudah 40 tahunan berada di lapangan dakwah mendampingi warga. (rdr)