Megawati kini merasa heran terhadap kondisi Sumbar. Bahkan dia disebut sering di-bully atau perundungan soal Sumbar. Tak hanya dia, Puan, yang merupakan anaknya, juga mengalaminya.
“Kok malah ke sini saya mulai berpikir, saya sering berdiskusi karena di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), saya sebagai Ketua Dewan Pengarah. Itu ada Buya Syafii, saya suka bertanya kepada beliau kenapa Sumbar yang dulu pernah saya kenal sepertinya sekarang sudah mulai berbeda,” ujarnya.
“Satu waktu pernah saya, Mbak Puan di-bully, saya sampai bingung kenapa saya di-bully ya, padahal dari yang saya mendapatkan sebuah pengertian itu kan ada Bundo Kandung. Jadi itu yang maksud saya… apakah itu sudah tidak berjalan lagi,” lanjut Megawati.
Kini, Puan mendapat pujian dari kepala daerah di Sumbar karena memakai pakaian adat Minang saat membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan di HUT ke-76 RI.
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengaku bangga dan menyebut Puan terlihat makin cantik dengan busana tersebut. “Bu Puan terlihat makin cantik dengan busana tersebut,” kata Audy, Selasa (17/8/2021).
Dia yakin Puan Maharani sangat bangga mengenakan busana Minang karena punya garis keturunan dari Minangkabau. Kebanggaan yang sama juga dirasakan masyarakat Sumatera Barat.
“Pasti bangga juga beliau mengenakan itu. Begitupun juga dengan kami di Sumatera Barat. Luar biasa ya. Memang setahu kami beliau ada keturunan Minang. Mencerminkan kampung beliau,” tambah dia.
Selain itu, Bupati Tanah Datar, Sumatera Barat Eka Putra pun mengapresiasi pakaian yang dikenakan Puan Maharani saat membacakan Teks Proklamasi. Menurut Eka, tutup kepala yang dipakai Puan merupakan salah satu pakaian adat di daerah yang dipimpinnya itu.
“Khusus tutup kepala itu adalah tingkuluak balenggek, khas Lintau, Tanah Datar. Mbak Puan itu berdarah Minang, ayahnya berasal dari Nagari Sabu, Tanah Datar. Bisa jadi, itu adalah bentuk ikatan emosional beliau dengan Tanah Datar. Wajar beliau memakai pakaian Tanah Datar,” lanjut Eka.
Di sisi lain, menurut Eka, dipakainya tingkuluak balenggek oleh Puan Maharani telah membantu mempromosikan pakaian adat Tanah Datar. “Terima kasih dan semoga hal ini membuat pakaian adat yang ada di Tanah Datar bisa dilestarikan dan semakin dikenal,” ujarnya. (*)