“Berarti nanam pisangnya harus lebih banyak di kota itu, kemudian menyiapkan industri untuk pasca panen pisang. Siapkan di kota itu sehingga ‘brand’ kota itu akan kelihatan. Coba kita lihat Davao di Filipina itu kota pisang, di semua tempat adanya hanya pisang, industrinya pisang. Tarian pisang, semuanya pisang saja sehingga kalau orang mikir Davao, pisang,” jelas Presiden.
Contoh lain yang disebutkan Presiden Jokowi adalah High Point di North Caroline, Amerika Serikat yang setiap tahun mengadakan pameran mebel terbesar di dunia.
“Semua orang mebel tahu kapan kita harus pergi ke High Point. Di semua sudut kota isinya hanya mebel, kenapa Jepara tidak melakukan hal yang sama? Membranding kotanya tetapi konsisten membangun semua potensi yang dimiliki kota itu,” tambah Presiden.
Presiden pun memberikan usulan dan contoh dari kota-kota lain di Indonesia dan dunia.
“Lampung itu bisa pisang. Kota pisang atau kota nanas. Ikan kita memiliki kekuatan ikan. Kalau di Jepang, ada Sukiji Fish Market betul-betul yang sangat terkenal semua orang tahu, kenapa di Ambon di Maluku Utara tidak ada yang menyiapkan branding ini? Kita ini memiliki banyak sehingga perlu yang namanya ‘master plan’ disiapkan,” ungkap Presiden.
Contoh lain adalah di Mineapolis, Amerika Serikat yang bisa hidup hanya dari lapangan golf.
“Ada 37 lapangan golf di situ, orang ke situ hanya golf. ‘Private jet’ ke situ hanya golf. Gak ada yang lain? Kenapa di kita tidak berani ada yang mulai membangun ini, murah modalnya hanya cari rumput itu saja udah. Pasang rumput. Kita harus mulai berpikir ke arah itu. Jangan semua kota sama,” kata Presiden. (rdr/ant)