Dalam sebuah surat untuk memohon pengampunan kepada Khamenei, kepala kehakiman Gholamhossein Mohseni Ejei mengatakan: “Selama peristiwa baru-baru ini, sejumlah orang, terutama anak-anak muda, melakukan tindakan yang salah dan kejahatan sebagai akibat dari indoktrinasi dan propaganda musuh.
Unjuk rasa telah meredup jauh sejak eksekusi dimulai.
“Karena rencana musuh asing dan arus anti-revolusi telah digagalkan, banyak dari anak muda ini menyesali tindakan mereka,” tulis Ejei.
Khamenei kemudian menyetujui perhomohan pengampunan itu untuk menghormati peringatan Revolusi Islam 1979.
Tetapi grasi itu tidak berlaku bagi mereka yang “tertuduh memata-matai untuk intelijen asing; melakukan kontak langsung dengan intelijen asing; dengan sengaja melakukan pembunuhan dan cedera; dan melakukan perusakan dan pembakaran properti negara”.
“Tentu saja, mereka yang tidak menyatakan penyesalan atas aksi mereka dan tidak memberikan komitmen tertulis untuk tidak mengulangi aksi itu, tidak akan diampuni,” kata wakil kepala kehakiman Sadeq Rahimi, kata media pemerintah.
Organisasi HAM Iran yang berbasis di Norwegia mengatakan minggu ini bahwa sedikitnya 100 pengunjuk rasa yang ditahan mungkin akan menghadapi hukuman mati.
Amnesty International telah mengkritik otoritas Iran, yang menyebut otoritas tersebut mengadakan “peradilan palsu untuk mengintimidasi mereka yang berpartisipasi dalam pemberontakan rakyat yang telah mengguncang Iran”. (rdr/ant)