JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Uni Eropa mendekati paket sanksi ke-10 terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina dan pemerintah-pemerintah UE berharap untuk mencapai kesepakatan pada Rabu, jika mereka dapat mengatasi perbedaan tentang larangan impor karet dan berlian Rusia, kata para diplomat UE.
Di antara mereka yang ingin ditargetkan oleh blok tersebut adalah warga Rusia yang katanya terlibat dalam deportasi ilegal sekitar 6.000 anak Ukraina.
Paket tersebut, senilai 11 miliar euro (11,70 miliar dolar AS), juga kemungkinan akan mencakup, untuk pertama kalinya, larangan semua ekspor ke tujuh entitas Iran yang diyakini membuat barang-barang yang digunakan oleh Rusia dalam perang.
“Hari ini kami sedang mendiskusikan paket sanksi ke-10 terhadap Rusia,” kata Duta Besar Polandia untuk Uni Eropa Andrzej Sados setelah pembicaraan dengan duta besar dari 27 pemerintah Uni Eropa di Brussels.
“Kami akan memulai kembali diskusi besok sore dengan harapan kami dapat menemukan common denominator (faktor yang sama dalam situasi berbeda),” katanya pula.
Uni Eropa ingin agar paket tersebut, termasuk terhadap mereka yang dituduh melakukan deportasi anak-anak, siap pada waktunya untuk peringatan invasi pada 24 Februari.
“Setidaknya 34 institusi Rusia terlibat dalam penculikan anak-anak Ukraina secara sistemik, termasuk ombudsman anak-anak Rusia,” kata Sados.
Badan Pengungsi PBB mengatakan bulan lalu Rusia memberikan anak-anak paspor Rusia dan menempatkan mereka untuk diadopsi.
Sebuah laporan yang didukung AS bulan ini mengatakan Rusia telah menahan setidaknya 6.000 anak Ukraina di tempat-tempat di Krimea yang dikuasai Rusia yang tujuan utamanya tampaknya adalah pendidikan ulang politik. Kedutaan Rusia di Washington mengatakan Rusia menerima anak-anak yang terpaksa melarikan diri dari Ukraina.