JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut stunting dapat menggerus masa depan anak-anak bangsa karena dampaknya sulit diperbaiki dan berbeda dari penyakit lain.
“Kalau penyakit yang disebabkan jamur misalnya, itu tidak menggerus kecerdasan. Stunting ini merusak masa depan anak-anak Indonesia, betul-betul menggerus kualitas sumber daya manusia Indonesia,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.Ia menuturkan penanganan stunting menjadi salah satu fokus utama pemerintah saat ini.
Dalam pelaksanaannya pun, program percepatan penurunan stunting dijadikan sebagai program prioritas nasional.
Dampak stunting, anak memiliki tinggi badan yang tidak cukup, kemampuan intelektual di bawah rata-rata, dan bisa memiliki potensi besar memiliki penyakit gangguan metabolik saat usia tua.
Dengan prevalensi angka stunting yang masih 21,6 persen, BKKBN menilai hal tersebut akan memengaruhi masa depan anak bangsa karena ada potensi angka tersebut bertambah akibat kelahiran bayi stunting baru.
“Butuh waktu antara 3 sampai 5 tahun maka stuntingnya baru bisa diturunkan,” kata dia.
Hasto mengingatkan bahwa stunting terjadi karena anak kekurangan gizi kronik sehingga saat ini hal yang harus dilakukan mengoreksi asupan gizi anak dengan memperbanyak protein hewani dan mengolah pangan lokal yang kaya nutrisi, seperti telur, lele, daun kelor, minyak merah atau beras fortivikasi.