LIMAPULUH KOTA, RADARSUMBAR.COM – Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang Mengatas melakukan pemurnian terhadap genetik dari sapi pesisir yang merupakan plasma nutfah Sumatera Barat.
“Proses pemurnian genetik ini sudah kita mulai sejak 2013 hingga sekarang,” kata Pengawas Bibit Ternak Muda BPTU-HPT Padang Mengatas Rifqi Elfajri di Padang, Senin.
Ia mengatakan saat ini genetik sapi pesisir yang dipelihara oleh masyarakat sudah tidak murni karena proses kawin campur secara alamiah yang tidak terpantau oleh pemilik.
Anak sapi yang lahir dari kawin campur tersebut menjadi tidak jelas asal-usulnya secara genetik, bahkan potensi “inbreeding” atau kawin sedarah menjadi tinggi.
Efek negatif dari “inbreeding” itu, menurutnya, terjadi penurunan kualitas sapi, salah satunya dari ukuran tubuh sapi yang makin lama semakin kecil.
“Karena itu sejak 2013, kita mulai menjaring sapi pesisir dari masyarakat. Kita lakukan pengembangan. Saat anak sapi lahir, kita seleksi dan kembangkan kembali,” katanya.
Ia menyebut dari awalnya berjumlah 50 ekor, saat ini jumlah sapi pesisir di BPTU-HPT Padang Mengatas sudah mencapai 500 ekor dan sebagian telah disebar kepada masyarakat.
Menurutnya, dari usaha sekitar 10 tahun itu, proses pemurnian sapi pesisir di BPTU-HPT Padang Mengatas sudah mencapai 70 persen.