PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) angkat bicara terkait tudingan Gubernur, Mahyeldi yang ‘menghilang’ saat didemo oleh ribuan masyarakat yang berasal dari Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat (Sumbar).
Aksi unjuk rasa tersebut telah berjalan sejak Selasa (31/7/2023) hingga Rabu (2/8/2023). Ribuan pendemo itu menginap di Masjid Raya Sumbar.
Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Karo Adpim) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumbar, Mursalim membantah Gubernur tidak mau menemui pengunjuk rasa.
Terkait keberangkatan Mahyeldi ke Jakarta, kata Mursalim, hal tersebut telah teragendakan sejak jauh hari.
Ia menegaskan keberangkatan Gubernur Sumbar ke Jakarta dalam rangka penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma yang telah diagendakan jauh hari.
“Bukannya untuk menghindari pertemuan dengan para pengunjuk rasa. Bapak Gubernur tidak menghindar, ia ke Jakarta dalam rangka penandatanganan MoU yang telah terjadwal sejak lama,” kata Mursalim, dalam keterangan tertulis yang diterima Radarsumbar.com, Selasa (1/8/2023) malam.
Mursalim menjelaskan, penandatanganan nota kesepahaman tersebut bertujuan untuk menjembatani calon mahasiswa asal Sumbar yang ingin berkuliah di Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma.
Ia mengatakan, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma cukup memiliki rekam jejak yang bagus terkait serapan pasar akan para alumnusnya.
Hal tersebut terbukti dari lebih 80 persen lulusannya telah terserap di banyak maskapai luar dan dalam negeri.