ISLAMI, RADARSUMBAR.COM – Umat Islam tidak akan pernah kekurangan untuk mencari sumber tokoh yang dapat dijadikan suri tauladan, salah satunya Utsman bin Mazh’un.
Sirah perjalanan Nabi Muhammad saw sebagai suri tauladan utama dan juga para sahabatnya menjadi bekal penting umat Islam dalam mengarungi kehidupan dunia.
Posisi Sahabat terhadap Nabi saw tak ubahnya seperti prajurit siap siaga selalu menunggu-nunggu titah dari pimpinannya. Namun, mereka sebagaimana manusia umumnya memiliki watak dan perilaku yang beragam.
Salah satu yang dapat ditemukan dari sifat sahabat ialah kemauan keras mereka dalam menjalankan titah yang ada, sehingga di antara mereka ada yang sampai berlebihan hingga ditegur oleh Nabi saw.
Utsman bin Mazh’un, ia seorang sahabat dari kalangan Muhajirin yang memiliki nama lengkap Utsman bin Mazh’un bin Hubaib bin Wahab bin Hudzafah bin Jumah bin Amr bin Husyaish bin Ka’ab Al-Jumahi.
Ia memiliki kunyah Abu Saib. Ad-Dzahabi dalam kitabnya menyebut Utsman bin Mazh’un sebagai bagian dari pimpinan Muhajirin, termasuk wali Allah dan termasuk orang yang mendapatkan kebahagiaan karena dishalati oleh Nabi saw ketika wafat.
مِنْ سَادَةِ المُهَاجِرِيْنَ، وَمِنْ أَوْلِيَاءِ اللهِ المُتَّقِيْنَ، الَّذِيْنَ فَازُوا بِوَفَاتِهِم فِي حَيَاةِ نَبِيِّهِم، فَصَلَّى عَلَيْهِم, وَكَانَ أَبُو السَّائِبِ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- أَوَّلَ مَنْ دُفِنَ بِالبَقِيْعِ
Artinya: “Ia termasuk pembesar Muhajirin, bagian kekasih Allah, yang bertakwa, termasuk sahabat yang berbahagia dengan kewafatannya pada masa kehidupan Nabi saw sehingga beliau menshalatinya. Ia adalah orang pertama yang dikuburkan di Baqi’” (Ad-Dzhabi, Siyaru A’lamin Nubala, [Beirut: Muassasah ar-Risalah], juz I, halaman 153).
Al-Kisah, Utsman bin Mazh’un terlihat berlebihan dalam beribadah. Ia bahkan sampai pernah meminta izin kepada Nabi untuk menceraikan istrinya dan fokus beribadah.