JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya penguatan kerja sama saling menguntungkan antara negara-negara ASEAN dengan negara mitra wicara sepanjang rangkaian penyelenggaraan KTT ASEAN hari kedua di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu.
Presiden Joko Widodo juga terus menerus menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan menghormati hukum internasional guna menciptakan stabilitas kawasan.
Saat memimpin KTT Ke-26 ASEAN-Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang digelar di Ruang Cendrawasih, JCC, Rabu, Presiden Joko Widodo menggarisbawahi bahwa RRT adalah salah satu mitra dialog ASEAN yang memiliki status mitra strategis komprehensif.
Presiden Widodo mengatakan bahwa warsa ini juga merupakan 20 tahun aksesi RRT terhadap Treaty of Amity and Cooperation (TAC).
Presiden Jokowi pun mengajak semua pihak dapat memaknai hal tersebut dengan merealisasikan kerja sama konkret yang saling menguntungkan.
Menurut Presiden, hal tersebut hanya bisa dilakukan jika semua pihak memiliki kepercayaan satu sama lain yang harus dibangun dan dipelihara bersama. Salah satu caranya adalah dengan menghormati hukum internasional.
Pertemuan KTT Ke-26 ASEAN-RRT pun menyepakati pentingnya penguatan kerja sama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Selanjutnya saat memimpin KTT Ke-24 ASEAN-Republik Korea yang digelar di Ruang Cenderawasih 3, JCC, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pilar utama kemitraan ASEAN-Republik Korea adalah transisi energi dan transformasi digital.
Kepala Negara mengatakan bahwa ketergantungan ASEAN terhadap sumber energi fosil harus dikurangi. Pada saat yang sama, Presiden menyampaikan bahwa ekonomi digital ASEAN akan tumbuh hingga 1 triliun dolar AS dalam satu dekade ke depan.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kolaborasi dan kemitraan ASEAN-Republik Korea dalam upaya transisi energi dan transformasi digital.
Presiden Joko Widodo juga menekankan bahwa stabilitas kawasan harus dijaga agar kemitraan masa depan dapat tercapai. Presiden pun mengatakan hal tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak yang berada di kawasan Indo-Pasifik.
Sementara itu dalam KTT ke-26 ASEAN-Jepang, Presiden Jokowi mengajak Jepang meningkatkan kontribusinya untuk mendukung konektivitas dan infrastruktur hijau di ASEAN.
Menurut Jokowi, ASEAN membutuhkan investasi infrastruktur senilai 184 miliar dolar AS per tahun. ASEAN berharap Jepang dapat terus meningkatkan kontribusi pada ASEAN Infrastructure Fund dan ASEAN Catalytic Green Finance Facility untuk mendukung konektivitas dan infrastruktur hijau.
ASEAN dengan Jepang telah sepakat membentuk kemitraan komprehensif strategis yang bukan sekadar seremonial dan bukan sekadar basa-basi, tapi justru berbentuk kerja sama konkret yang saling menguntungkan.
Kepada Jepang, sebagai salah satu mitra paling aktif ASEAN dan pendukung utama ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), diminta dapat menjadi kontributor utama dalam mewujudkan kerja sama konkret yang bermanfaat langsung bagi rakyat.