Selain itu BUMDes tersebut juga berencana mengembangkan usaha budidaya sapi serta pengolahan kotorannya menjadi gas untuk memenuhi kebutuhan warga terhadap bahan bakar tersebut. “Tentu ini memerlukan penghitungan yang matang,” ujar dia.
Ia juga menyampaikan seluruh sapi kurbannya telah diperiksa oleh petugas peternakan dan diberikan vaksin serta dinyatakan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kota Pariaman Hendri mengatakan jumlah BUMDes di daerah itu telah mencapai 44 BUMDes. “Sekitar 20 persen BUMDe bisa dikatakan sehat dan beroperasi. Kami sudah membentuk tim untuk menginventaris permasalahan-permasalahan yang ada di BUMDes di Pariaman,” kata dia.
Ia mengatakan meskipun potensi usaha dari BUMDes Batovia besar namun menurutnya perlu dilakukan pembinaan pelaporan keuangan dan pengelolaan BUMDes agar ke depannya badan usaha itu dapat lebih berkembang.
Ia menambahkan pihaknya sempat mengkhawatirkan penjualan sapi di BUMDes tersebut karena merebaknya kasus PMK namun ternyata pemerintah desa telah mengantisipasi dengan pemeriksaan kesehatan ternak oleh dinas terkait.
Wali Kota Pariaman Genius Umar mengatakan usaha yang dijalankan BUMDes harus sesuai dengan potensi desa setempat dan harus dilakukan studi kelayakan. “Jadi selain dapat mendapatkan keuntungan juga memberikan pelayanan publik,” tambahnya. (rdr/ant)