PADANG, RADARSUMBAR.COM – Program Konservasi Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis), merupakan pencapaian TPB 15.5 dengan melakukan tindakan cepat dan signifikan untuk mengurangi degradasi habitat alami.
Juga menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati yang pada tahun 2020 sudah masuk dalam kategori hampir punah, dan melindungi dan mencegah lenyapnya spesies yang terancam punah.
Ikan bilih sudah mulai terancam punah karena aktifitas pengambilannya yang tidak selektif dengan menggunakan alat tangkap jaring insang dan bagan. Padahal, ikan bilih berperan penting sebagai sumber mata pencaharian masyarakat disekitar Danau Singkarak.
Menurut Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Rinold Thamrin, pelaksanaan program ini sudah dimulai sejak tahun 2018 lalu dengan melakukan berbagai penelitian terhadap species dan tempat habitatnya bersama Universitas Bung Hatta.
Hingga akhirnya, dibuatlah kawasan konservasi di Taman Kehati PT Semen Padang yang mampu melakukan restocking berkala ikan bilih ke daerah asal di danau Singkarak. Bahkan tidak hanya itu, melalui program TJSL Semen Padang juga membuat resevate area di Nagari Sumpur.
“Di tahun 2022 ini, kita telah melakukan pengembalian sebanyak dua kali ikan bilih dengan jumlah 7000 ekor ke Danau Singkarak di Nagari Sumpur. Bahkan kita juga telah membuat resevate area berupa rumpon untuk perlindungan dan pengembangbiakan ikan ,” kata Rinold.
Menurut Rinold, Semen Padang berupaya terus konsisten dalam pelaksanaan program CSR, dengan semangat “Basinergi Mambangun Nagari” sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar dan menjadi strategi perusahaan agar terus tumbuh dan berkembang bersama lingkungan.