AGAM, RADARSUMBAR.COM – Kepala UPT Perbaikan dan Pemeliharaan PPNP, Auzia Asman yang menjadi narasumber sosialisasi menyampaikan bahwa kaliandra merah dengan nama latin Calliandra calothyrsus adalah semak berbunga (shrub) dan termasuk ke dalam keluarga Fabaceae (suku kacang-kacangan).
Kaliandra merah ini dapat tumbuh hingga 12 meter jika lingkungan memungkinkan. Daun kaliandra berwarna hijau gelap, kanopi melebar ke samping, dan sangat padat.
“Kaliandra merah ini memiki kalori tinggi yang tentunya bermanfaat sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT),” kata Auzia.
Pemanfaatan kaliandra merah, sebut Auzia, selain dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batubara, tanaman kaliandra ini sangat baik dalam konservasi lingkungan (tanah dan air), sehingga bisa memproduktifkan lahan-lahan marginal atau lahan yang tidak produktif.
Sebab, dengan menanam kaliandra merah, akan membuat mutu dari kondisi tanah meningkat. Selain itu, bunga kaliandra juga bermanfaat untuk beternak madu galo-galo. Karena, bunganya bisa dijadikan sebagai konsumsi lebah madu.
Sedangkan daunnya, juga bisa dijadikan pakan ternak dan bahan baku membuat kompos. Bahkan di Payakumbuh, ada pengusaha ternak ayam yang tertarik untuk menjadikan daun kaliandra sebagai bahan baku membuat pakan alternatif untuk ayam.
“Jadi, kalau kita memanfaatkan kaliandra untuk kebun galo-galo dan kita juga punya ternak sapi maupun kambing, maka potensi pemanfaatan kaliandra secara finansial akan semakin besar.”
“Apalagi, kalau nantinya daun kaliandra ternyata juga memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat pakan alternatifnya, tentu akan semakin besar potensinya,” kata Auzia.
Potensi lainnya, sebut Auzia, adalah ranting kaliandra yang bisa dijadikan sebagai wood pellet yang merupakan komoditas ekspor ke negara empat musim.