Itu memungkinkan udara lewat dari saluran hidung ke saluran udara bagian bawah sambil mencegah apa pun di dalam mulut masuk. Tapi ketika paus ingin menelan makanannya, sumbat ini bergerak ke atas dan ke belakang, menghalangi saluran hidung dan membuka jalan dari mulut ke kerongkongan.
Pada saat saat yang sama, struktur tulang rawan menutup pintu masuk ke laring dan saluran udara bagian bawah, mencegah makanan atau air mencapai paru-paru. “Kami belum melihat mekanisme perlindungan ini pada hewan lain, atau dalam literatur,” kata Dr. Kelsey Gil, penulis utama studi ini.
Tim peneliti menyebut bahwa anatomi khusus tersebut kemungkinan juga merupakan kunci untuk membantu paus tumbuh menjadi hewan terbesar yang pernah hidup di Bumi.
“Pemberian filter massal pada kawanan krill sangat efisien dan satu-satunya cara untuk menyediakan sejumlah besar energi yang dibutuhkan untuk mendukung ukuran tubuh yang begitu besar,” ungkap Dr. Robert Shadwick, penulis senior studi. “Jadi ini tidak akan mungkin terjadi tanpa fitur anatomi khusus yang telah kami jelaskan,” tambahnya.
Para peneliti berencana untuk terus menyelidiki fitur anatomi ini, yang dapat membantu lebih memahami hewan-hewan ini dan apa dampak aktivitas manusia terhadap kebiasaan makan mereka. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Current Biology. (kompas.com)