PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pariaman menilai konsep desa wisata yang digalakkan pemerintah setempat dengan berlandaskan aturan dan pengawasan ketat dapat meminimalisir perilaku negatif oknum wisatawan dan membantu penerapan wisata halal.
“Aturan serta kontrol dari pemuda dan tokoh masyarakat di desa atau kampung-kampung biasanya masih ketat sehingga orang (wisatawan) masih enggan untuk berbuat hal negatif,” kata Ketua MUI Pariaman Sofyan Jamal di Pariaman, Senin.
Menurutnya, kontrol dari pemuda dan tokoh masyarakat diperlukan karena pariwisata sering dimanfaatkan oknum wisatawan untuk berbuat negatif mulai dari berduaan dengan bukan muhrim hingga mengonsumsi minuman keras.
Perilaku negatif tersebut, lanjutnya tidak saja melanggar norma agama dan budaya yang dianut masyarakat setempat juga dapat mencederai konsep wisata halal yang diusung oleh pemerintah setempat.
“Kalau halal dari segi kuliner mungkin bisa diterapkan di Pariaman namun membatasi pengunjung ke tempat wisata yang terkadang berdua-duaan itu yang menjadi kendala,” katanya.
Oleh karena, lanjutnya ia meminta desa wisata yang ada di Pariaman dapat membuat aturan membatasi waktu berkunjung atau tidak sampai larut malam dan kegiatan yang dapat memicu orang berduaan dengan bukan muhrim di objek wisata.