JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Ada banyak laporan berdasarkan penelitian ilmiah yang berbicara tentang dampak jangka panjang dari perubahan iklim pada 2100. Perjanjian Paris misalnya, yang mengharuskan negara membatasi pemanasan di bawah 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri pada akhir abad ini.
Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menilai penelitian yang ada menunjukkan di mana kita berada dan apa yang harus kita lakukan sebelum 2100 untuk mencapai tujuan serta apa yang bisa terjadi jika kita tidak melakukannya. Sebuah proyeksi model iklim global berdasarkan Representative Concentration Pathways (RCP), merupakan proyeksi yang bergantung pada waktu dari konsentrasi gas rumah kaca (GRK) atmosfer.
Proyeksi ini memodelkan skenario mitigasi rendah (RCP6.0), sedang (RCP4.5) dan tinggi (RCP2.6), yang sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris, yakni di bawah 2 derajat Celcius hingga 2500. Peneliti juga memodelkan distribusi vegetasi, tekanan panas, dan kondisi pertumbuhan untuk tanaman utama mereka, memahami jenis tantangan lingkungan yang dihadapi anak-anak saat ini dan keturunan mereka sejak abad ke-22 dan seterusnya.
Dalam model mereka menemukan bahwa suhu rata-rata global terus meningkat melampaui 2100 di bawah RCP4.5 dan 6.0. Di bawah skenario tersebut, vegetasi dan area penanaman tanaman terbaik bergerak ke arah kutub, dan area yang cocok untuk beberapa tanaman berkurang.
Tempat-tempat dengan sejarah kekayaan budaya dan ekosistem, seperti Lembah Amazon bisa menjadi tandus, melansir dari laman Science Alert, Selasa, 28 September 2021.